Shalom saudara terkasih, pada kesempatan kali ini saya ingin
kembali membukakan gambaran dari perjanjian lama (tipologi). Kali ini saya akan
membawa dari kisah Yakub, Lea dan Rahel. Ada dua istri Yakub, yaitu Lea dan
Rahel, dan kita lihat bagaimana Yakub datang untuk menikahi mereka yang merupakan
gambaran dari pernikahan kita dengan hukum taurat dan kasih karunia.
Kejadian 29:20 – 30
20 Jadi bekerjalah
Yakub tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel itu, tetapi yang tujuh tahun itu
dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel.
21 Sesudah itu
berkatalah Yakub kepada Laban: "Berikanlah kepadaku bakal isteriku itu,
sebab jangka waktuku telah genap, supaya aku akan kawin dengan dia."
22 Lalu Laban
mengundang semua orang di tempat itu, dan mengadakan perjamuan.
23 Tetapi pada waktu
malam diambilnyalah Lea, anaknya, lalu dibawanya kepada Yakub. Maka Yakubpun
menghampiri dia.
24 Lagipula Laban
memberikan Zilpa, budaknya perempuan, kepada Lea, anaknya itu, menjadi
budaknya.
25 Tetapi pada waktu
pagi tampaklah bahwa itu Lea! Lalu berkatalah Yakub kepada Laban: "Apakah
yang kauperbuat terhadap aku ini? Bukankah untuk mendapat Rahel aku bekerja
padamu? Mengapa engkau menipu aku?"
26 Jawab Laban:
"Tidak biasa orang berbuat demikian di tempat kami ini, mengawinkan
adiknya lebih dahulu dari pada kakaknya.
27 Genapilah dahulu
tujuh hari perkawinanmu dengan anakku ini; kemudian anakku yang lainpun akan
diberikan kepadamu sebagai upah, asal engkau bekerja pula padaku tujuh tahun
lagi."
28 Maka Yakub berbuat
demikian; ia menggenapi ketujuh hari perkawinannya dengan Lea, kemudian Laban
memberikan kepadanya Rahel, anaknya itu, menjadi isterinya.
29 Lagipula Laban
memberikan Bilha, budaknya perempuan, kepada Rahel, anaknya itu, menjadi
budaknya.
30 Yakub menghampiri
Rahel juga, malah ia lebih cinta kepada Rahel dari pada kepada Lea. Demikianlah
ia bekerja pula pada Laban tujuh tahun lagi.
Yakub harus bekerja selama tujuh tahun untuk dapat menikahi
Rahel yang dicintainya. Pada akhir dari tujuh tahun tersebut, menikahlah Yakub.
Namun setelah selesai pesta perkawinan, Yakub terkejut untuk mengetahui bahwa Yakub telah tidur dengan Lea sebagai gantinya. Laban secara diam-diam telah
memberikan kepada Yakub anak perempuannya yang lebih tua, yaitu Lea.
Yakub tentu saja tidak senang dengan kejadian ini. Laban
menjelaskan kepada Yakub bahwa bukanlah kebiasaan (tradisi) untuk memberikan
anak perempuan yang lebih muda untuk dinikahkan sebelum yang sulung diberikan.
Laban lalu meminta Yakub untuk mengakhiri tujuh hari itu bersama Lea, dan Laban
akan memberikan Rahel sebagai isteri bagi Yakub juga, tapi dengan syarat bahwa Yakub melayani Laban
tujuh tahun lagi. Jadi Yakub mengakhiri tujuh hari itu dengan Lea dan mengawini
Rahel, dan bekerja untuk Laban tujuh tahun lagi.
Hukum Taurat dan Kasih karunia terungkap
Lea memiliki mata yang sayu dan tidak cantik. Nama Lea sendiri berarti "letih atau melelahkan" (bisa klik disini) Lea melambangkan hukum Taurat, karena ketika kita berada di bawah kuk yang berat dari hukum Taurat, Anda menjadi letih dan lemah.
Rachel, di sisi lain, adalah indah untuk dilihat. Nama Rahel
berarti "Ewe" atau "domba betina." (bisa klik disini) Rahel
mewakili kasih karunia, yang dipersonifikasikan oleh Tuhan Yesus kita, yang
adalah anak domba Allah.
Di bawah hukum taurat, pekerjaan datang terlebih dahulu sebelum
berkat — Yakub bekerja tujuh tahun sebelum dia memperoleh Lea. (artinya
kita bekerja dulu baru diberkati, ini sama dengan konsep agama lain. Manusia
dulu yang berbuat baru Tuhan bertindak.)
Di bawah kasih karunia, berkat kita terima dulu baru kita
bekerja — Yakub menerima berkat Rahel terlebih dahulu, dan kemudian bekerja
tujuh tahun lagi untuk Laban. (artinya Tuhan lebih dulu memberkati kita baru
kita bertindak)
Dengan kata lain, di bawah hukum Taurat, kita harus bekerja
untuk berkat. Di bawah kasih karunia, kita menerima berkat pertama, dan yang pada
gilirannya memberdayakan kita untuk menghasilkan perbuatan baik. Ini bekerja
dari istirahat. Ini adalah iman yang nyata yang menghasilkan perbuatan baik.
Ketika kita bekerja untuk sebuah berkat, ketika dengan upaya
diri kita mencoba untuk mendapatkan berkat, kita mungkin akan berakhir dengan
sesuatu yang tidak kita harapkan yang berkualitas rendah. Tetapi ketika kita hanya
menerima berkat melalui kasih karunia Allah, itu sungguh merupakan berkat dalam
segala hal.
Hukum datang yang pertama (Hukum Taurat)
Lea, anak sulung, harus diberikan pertama karena hukum datang
pertama. Israel mempunyai hukum selama 1.500 tahun sebelum kasih karunia
(Yesus) datang. Alkitab mengatakan bahwa hukum itu (pertama) yang diberikan
melalui Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang (kemudian) melalui
Yesus Kristus (Yohanes 1:17 “sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi
kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.”).
Jadi saudara terkasih kita harus percaya jika kita sudah
diberkati, sudah disembuhkan, sudah diselamatkan maka kita berbuat baik dengan
maksud sebagai ungkapan syukur kita atas kasih karunia Allah.
Kita bukan berbuat baik terlebih dahulu agar kita diberkati,
agar kita disembuhkan, agar kita diselamatkan.
Karena Allah lebih dahulu mengasihi kita, sebelum kita mengasihiNya
1 Yohanes 4 : 19 “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu
mengasihi kita.”
YEVAREKH’KHA YEHOVAH..
Komentar
Posting Komentar