Langsung ke konten utama

5 Adalah Angka Kasih Karunia

  Shalom saudara terkasih kali ini kita akan belajar sebuah kebenaran yaitu MENGENAL HURUF YANG KE-5 (HEI) = ANGKA KASIH KARUNIA   Bahasa Ibrani, adalah bahasa yang memiliki arti di dalam gambar. Gambar ini sangat bervariasi tapi juga konsisten. Ini juga menunjukan apa yang Allah ingin sampaikan di dalam perspektif Allah. Berikut adalah hal yang penting untuk memahami Bahasa Ibrani:         HURUF YANG KE LIMA ADALAH "HEI" yang dipercaya berbicara mengenai "GRACE" yaitu Kasih Karunia Allah. Hei memiliki pictograph berupa manusia sedang mengangkat tangan. Hey memiliki arti "LOOK", "BEHOLD“ yang memiliki arti MELIHAT. Menurut Ancient Jews, Hey berarti "DIVINE BREATH, REVELATION, LIGHT" (Nafas Allah, Pewahyuan dan Terang). Saat penciptaan, kata "LIGHT" diucapkan 5X (Kejadian 1:3-5). Dari ayat inilah angka 5 menjadi angka HEI (KASIH KARUNIA) Hey juga dilambangkan dengan pictograph jendela yang adalah bagaiman...

Eksposisi Doa Bapa Kami part 2



Shalom saudara terkasih,

Kali ini saya akan lanjutkan pembahasan saya mengenai Doa Bapa Kami. Jika waktu lalu kita sudah belajar kalimat pertama dalam doa Bapa Kami, sekarang saat mau bahas kalimat keduanya yaitu “Dikuduskanlah namaMU”

Saya buka sharing saya dengan kita sama-sama berdoa Bapa kami seperti tertulis dalam Matius 6: 9-13

9   Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,

10  datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

11  Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya

12  dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;

13  dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)

Kita orang percaya sekarang sudah dijadikan anaknya, sebagai anakNya kita memberikan PENGHORMATAN kepada Bapa agar seluruh bangsa menguduskan (memuliakan) namaNya.

Doa pertama dalam Doa Bapa kami bukan lah meminta keselamatan, bukan meminta berkat, bukan meminta perlindungan, bukan meminta kesembuhan ataupun meminta kemakmuran. Tapi minta nama Allah dipermuliakan diseluruh dunia.

Kenapa Allah harus dikuduskan? Karena Allah memang kudus. Sifat Ilahi yang paling fundamental adalah bahwa Allah itu adalah kudus atau suci. Nabi Yesaya pernah menuliskan “dengan siapakah engkau membanding-bandingkan Aku dengan allah-allah yang palsu?”

Allah sejati bersifat kudus

allah palsu bersifat tidak kudus

allah lain bisa saja memalsukan Allah yang sejati dengan kuasa palsu, mukjizat palsu atau daya tarik berkat. Namun kekudusan Allah tidak bisa dipalsukan oleh siapapun.

Maka dari itu Allah tidak berkompromi dan tidak mau disejajarkan dengan allah-allah lain karena Dia mutlak kudus adanya.

Allah adalah pribadi yang kudus yang menerima sembah dari Seraphim dimana tahtaNya dikelilingi oleh malaikat-malaikat dengan enam sayap, dua untuk menutup muka, dua untuk menutup kaki dan dua untuk terbang mengelilingi tahta Bapa sambil berseru “Kudus, kudus,kudus”

 

Dalam perjanjian lama Allah menghukum, membasmi dan mengganjar segala kenajisan seperti perzinahan atau menyembah dewa palsu karena Allah tidak ingin ketidakkudusan melanda umatNya dan dunia dinajiskan oleh dosa-dosa semacam ini. Allah melakukan ini bukan karena kejam namun karena cintaNya kepada manusia.

Allah memberi kasih, kasih itu kudus

Allah memberi berkat, berkat itu kudus

Allah memberi kebenaran, kebenaran itu kudus

Allah memberi ajaran, ajaran itu kudus

Bahkan Allah memberi hajaran, hajaran itupun kudus

Allah itu kudus maka dari kita pun perlu kudus agar bisa berhadap-hadapan dengan cahaya wajahNya yang berkilauan.

Kekudusan berarti perbedaan, pengasingan, memisahkan diri dari kenajisan

Yohanes 17 : 19 “dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran.”

Yesus dalam kekudusan supaya kita yang berada didalam Kristus juga boleh menjadi kudus.

Dalam kitab Ibrani dituliskan kita yang sudah menerima panggilan kudus dari surga. Siapakah kita yang bisa dapat bagian dari kekudusan dan menjadi gerejaNya yang kudus karena dipanggil oleh karena kekudusan Yesus. Ibrani 2 :6-7 “6 Ada orang yang pernah memberi kesaksian di dalam suatu nas, katanya: "Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya, atau anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?

7  Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat,

Karena sifat dasar Ilahi adalah kudus maka kita juga dituntut untuk hidup kudus, buang semua motivasi kita yang tidak kudus. Apa misalnya? Ikut pelayanan agar dibilang suci sama teman-teman, menyumbang gereja agar namanya disanjung. Perbuatannya baik namun motivasinya salah.

Ingat dosa selalu mengintip dan menunggu kesempatan maka dari itu jangan buka celah untuk dosa masuk seperti tertulis dalam Efesus 4 : 27 “dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.”

Perlahan-lahan dosa akan masuk dan merusak hidup kita tanpa kita sadari.

Satu hal yang harus kita tahu kekudusan (kemurnian) mengandung kekekalan.

Satu hari saya pernah bertanya kepada seorang hamba Tuhan, semisal saya ini kudus dalam melayani Tuhan lalu bagaimana jika semakin tua saya semakin tidak kudus?

Hamba Tuhan itu hanya berkata “untuk apa emas yang murni takut kepada api?”

Murni tetap murni, mengandung kekekalan

Emas bila ingin disebut emas murni dia harus berkali-kali dibakar agar partikel dan logam lainnya tersingkir dan hilang sehingga menjadi emas yang benar-benar murni. Bahkan logam terakhir yang disingkirkan dalam proses pembakaran ialah perak, yang kita semua juga tahu bahwa perak adalah benda berharga. Maksudnya ialah jika ingin menjadi kudus bahkan kita harus siap melepas sesuatu yang paling berharga dalam hidup kita karena hanya Allah saja lah yang paling berharga dan mulia.

Begitupun dengan perak, jika ingin menjadi perak yang murni harus dibakar sebanyak tujuh kali dalam tungku perapian. Sama halnya dengan kita pun berkali-kali disaring agar kudus. Disaring dengan apa? Firman Allah yang kudus sehingga kita menerima janjiNya yang juga kudus, Mazmur 12:6 “Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.”

Terpenting bukan bagaimana kita berjaga-jaga agar tidak jatuh dalam dosa tapi intropeksi diri akan motivasi yang benar.

Fakta nya saudara-saudara dari kalimat kedua dalam doa Bapa kami, yaitu “dikuduskanlah namaMu” ialah:

Sebelum kita berharap dan meminta orang lain untuk menguduskan Allah, kita harus lah lebih dulu untuk menguduskan (memuliakan) namanya

Kita harus menjadi contoh terlebih dahulu sebelum meminta orang untuk melakukannya

Kita harus menjadi pelaku terlebih dahulu, menjadi garam dan terang dunia maka orang lain akan mengikuti dia

Garam tidak lah begitu berguna jika dia masih utuh, sulit untuk mengasinkan makanan secara merata maka dari itu garam harus hancur agar bisa menasinkan secara merata.

Begitupun lilin jika ingin menerangi harus rela meleleh dan menghabiskan dirinya

Kita harus rela berkorban untuk memuliakan namaNya kepada dunia,

Matius 5 : 16 mengatakan “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Kelakuan baik kita lah yang kita perlihatkan didepan umum agar nama Allah dipermuliakan oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah.

Orang-orang yang tidak mengenal Allah tidak membaca alkitab, jadi bagaimana mereka tahu tentang Yesus? Mereka tidak membaca alkitab, tapi mereka membaca kita, membaca kelakuan kita, membaca hidup kita maka itu hiduplah kudus agar kita menjadi alkitab terbuka yang dibaca orang-orang yang tidak mengenal Allah sehingga kita bisa memenangkan jiwa mereka!!

YEVAREKH’KHA YEHOVAH..


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari Kisah Ananias dan Safira

Shalom saudara terkasih, Kali ini saya ingin membahas tentang Ananias dan safira yang sebenarnya bukanlah orang percaya. Kita lihat dalam Kisah Para Rasul 5 : 1 “Ada seorang lain yang bernama  Ananias . Ia beserta isterinya   Safira   menjual sebidang tanah. Banyak yang setelah membaca cerita tentang Ananias Dan Safira menjadi takut dan terhakimi sebab Ananias dan Safira saja dibiarkan mati oleh Allah melalui Petrus karena melakukan kesalahan dalam gerejaNya Tunggu dulu, jangan merasa terhakimi hanya karena membaca 1-2 ayat atau 1 cerita saja. Firman adalah kebenaran, Firman adalah berkat melimpah. Yohanes 3 : 16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Atau mungkin ayat ini Roma 8 : 1 “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.” Ini adalah ayat-ayat yang mudah dipahami ...

Buah Roh dan Karunia Roh

Shalom saudara terkasih, kesempatan ini saya ingin membahas tentang Buah Roh dan Karunia Roh. Apa perbedaannya? Roh Kudus hanya membagikan karunia sesuai dengan hikmat dan kehendakNya, karena hanya Roh kudus yang tahu dan mengasihi kita. Maka dari itu kita tak perlu cemburu atau iri jika ada orang lain yang punya karunia, karena sama saja kita tidak bersyukur dan meragukan hikmatNya (tertulis dalam 1 Korintus 12 : 14-31 jika kita adalah tubuh Kristus, jadi pasti Tuhan punya maksud tersendiri dalam hidup kita) Bakat alami yang kita punyai bukan lah karunia Roh, sebab karunia Roh tidak lah sama dengan talenta alami. Orang percaya yang punya talenta, Tuhan sempurnakan dengan karunia Roh untuk membangun jemaat (tertulis dalam Efesus 4 :11-13 11   Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, 12   untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh...

Belajar Dari Kisah Yehuda dan Syua

Shalom saudara terkasih, kiranya damai sejahtera senantiasa beserta kalian semua. Di postingan sebelumnya saya membahas tentang kisah Ananias dan Safira, yang mana pencampuran dari pernikahan kasih karunia dan hukukm taurat menyebabkan kematian karena hal itu jahat dimata Tuhan. Sekarang saya akan membahas sebuah kisah dalam Perjanjian Lama dimana saat itu justru hukum taurat belum diturunkan. Saya akan mengambil kisah dari Yehuda dan Syua. Saya tidak akan menceritakan semua kisahnya karena saya yakin saudara pasti sudah tahu. Jika belum saudara bisa membacanya dalam Kitab Kejadian 38 : 1 -30. Kita sudah tahu siapa Yehuda. Saya akan langsung ke pointnya saja. Tuhan Yesus adalah tunas Daud. Yesus dan Daud adalah keturunan Yehuda Kejadian 49 : 10 “Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.” รจ Allah sudah menetukan sang juruselamat berasa...