Shalom saudara terkasih,
Kali ini saya akan lanjutkan pembahasan saya mengenai Doa
Bapa Kami. Jika waktu lalu kita sudah belajar kalimat pertama dalam doa Bapa
Kami, sekarang saat mau bahas kalimat keduanya yaitu “Dikuduskanlah namaMU”
Saya buka sharing saya dengan kita sama-sama berdoa Bapa kami
seperti tertulis dalam Matius 6: 9-13
9 Karena itu
berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,
10 datanglah
Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
11 Berikanlah kami
pada hari ini makanan kami yang secukupnya
12 dan ampunilah kami
akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada
kami;
13 dan janganlah
membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.
(Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai
selama-lamanya. Amin.)
Kita orang percaya sekarang sudah dijadikan anaknya, sebagai
anakNya kita memberikan PENGHORMATAN kepada Bapa agar seluruh bangsa
menguduskan (memuliakan) namaNya.
Doa pertama dalam Doa Bapa kami bukan lah meminta
keselamatan, bukan meminta berkat, bukan meminta perlindungan, bukan meminta
kesembuhan ataupun meminta kemakmuran. Tapi minta nama Allah dipermuliakan
diseluruh dunia.
Kenapa Allah harus dikuduskan? Karena Allah memang kudus. Sifat
Ilahi yang paling fundamental adalah bahwa Allah itu adalah kudus atau suci. Nabi
Yesaya pernah menuliskan “dengan siapakah engkau membanding-bandingkan Aku
dengan allah-allah yang palsu?”
Allah sejati bersifat kudus
allah palsu bersifat tidak kudus
allah lain bisa saja memalsukan Allah yang sejati dengan
kuasa palsu, mukjizat palsu atau daya tarik berkat. Namun kekudusan Allah tidak
bisa dipalsukan oleh siapapun.
Maka dari itu Allah tidak berkompromi dan tidak mau
disejajarkan dengan allah-allah lain karena Dia mutlak kudus adanya.
Allah adalah pribadi yang kudus yang menerima sembah dari Seraphim
dimana tahtaNya dikelilingi oleh malaikat-malaikat dengan enam sayap, dua untuk
menutup muka, dua untuk menutup kaki dan dua untuk terbang mengelilingi tahta
Bapa sambil berseru “Kudus, kudus,kudus”
Dalam perjanjian lama Allah menghukum, membasmi dan
mengganjar segala kenajisan seperti perzinahan atau menyembah dewa palsu karena
Allah tidak ingin ketidakkudusan melanda umatNya dan dunia dinajiskan oleh dosa-dosa
semacam ini. Allah melakukan ini bukan karena kejam namun karena cintaNya
kepada manusia.
Allah memberi kasih, kasih itu kudus
Allah memberi berkat, berkat itu kudus
Allah memberi kebenaran, kebenaran itu kudus
Allah memberi ajaran, ajaran itu kudus
Bahkan Allah memberi hajaran, hajaran itupun kudus
Allah itu kudus maka dari kita pun perlu kudus agar bisa
berhadap-hadapan dengan cahaya wajahNya yang berkilauan.
Kekudusan berarti perbedaan, pengasingan, memisahkan diri
dari kenajisan
Yohanes 17 : 19 “dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka,
supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran.”
Yesus dalam kekudusan supaya kita yang berada didalam Kristus
juga boleh menjadi kudus.
Dalam kitab Ibrani dituliskan kita yang sudah menerima
panggilan kudus dari surga. Siapakah kita yang bisa dapat bagian dari kekudusan
dan menjadi gerejaNya yang kudus karena dipanggil oleh karena kekudusan Yesus. Ibrani
2 :6-7 “6 Ada orang yang pernah memberi kesaksian di dalam suatu nas, katanya:
"Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya, atau anak manusia, sehingga
Engkau mengindahkannya?
7 Namun Engkau telah
membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah dari pada
malaikat-malaikat, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat,
Karena sifat dasar Ilahi adalah kudus maka kita juga dituntut
untuk hidup kudus, buang semua motivasi kita yang tidak kudus. Apa misalnya? Ikut
pelayanan agar dibilang suci sama teman-teman, menyumbang gereja agar namanya
disanjung. Perbuatannya baik namun motivasinya salah.
Ingat dosa selalu mengintip dan menunggu kesempatan maka dari
itu jangan buka celah untuk dosa masuk seperti tertulis dalam Efesus 4 : 27 “dan
janganlah beri kesempatan kepada Iblis.”
Perlahan-lahan dosa akan masuk dan merusak hidup kita tanpa
kita sadari.
Satu hal yang harus kita tahu kekudusan (kemurnian)
mengandung kekekalan.
Satu hari saya pernah bertanya kepada seorang hamba Tuhan,
semisal saya ini kudus dalam melayani Tuhan lalu bagaimana jika semakin tua
saya semakin tidak kudus?
Hamba Tuhan itu hanya berkata “untuk apa emas yang murni
takut kepada api?”
Murni tetap murni, mengandung kekekalan
Emas bila ingin disebut emas murni dia harus berkali-kali
dibakar agar partikel dan logam lainnya tersingkir dan hilang sehingga menjadi
emas yang benar-benar murni. Bahkan logam terakhir yang disingkirkan dalam
proses pembakaran ialah perak, yang kita semua juga tahu bahwa perak adalah
benda berharga. Maksudnya ialah jika ingin menjadi kudus bahkan kita harus siap
melepas sesuatu yang paling berharga dalam hidup kita karena hanya Allah saja
lah yang paling berharga dan mulia.
Begitupun dengan perak, jika ingin menjadi perak yang murni
harus dibakar sebanyak tujuh kali dalam tungku perapian. Sama halnya dengan
kita pun berkali-kali disaring agar kudus. Disaring dengan apa? Firman Allah
yang kudus sehingga kita menerima janjiNya yang juga kudus, Mazmur 12:6 “Janji
TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali
dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.”
Terpenting bukan bagaimana kita berjaga-jaga agar tidak jatuh
dalam dosa tapi intropeksi diri akan motivasi yang benar.
Fakta nya saudara-saudara dari kalimat kedua dalam doa Bapa
kami, yaitu “dikuduskanlah namaMu” ialah:
Sebelum kita berharap dan meminta orang lain untuk menguduskan
Allah, kita harus lah lebih dulu untuk menguduskan (memuliakan) namanya
Kita harus menjadi contoh terlebih dahulu sebelum meminta
orang untuk melakukannya
Kita harus menjadi pelaku terlebih dahulu, menjadi garam dan
terang dunia maka orang lain akan mengikuti dia
Garam tidak lah begitu berguna jika dia masih utuh, sulit
untuk mengasinkan makanan secara merata maka dari itu garam harus hancur agar
bisa menasinkan secara merata.
Begitupun lilin jika ingin menerangi harus rela meleleh dan
menghabiskan dirinya
Kita harus rela berkorban untuk memuliakan namaNya kepada
dunia,
Matius 5 : 16 mengatakan “Demikianlah hendaknya terangmu
bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan
memuliakan Bapamu yang di sorga."
Kelakuan baik kita lah yang kita perlihatkan didepan umum
agar nama Allah dipermuliakan oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Orang-orang yang tidak mengenal Allah tidak membaca alkitab,
jadi bagaimana mereka tahu tentang Yesus? Mereka tidak membaca alkitab, tapi
mereka membaca kita, membaca kelakuan kita, membaca hidup kita maka itu
hiduplah kudus agar kita menjadi alkitab terbuka yang dibaca orang-orang yang
tidak mengenal Allah sehingga kita bisa memenangkan jiwa mereka!!
YEVAREKH’KHA YEHOVAH..

Komentar
Posting Komentar